Kisah lengkap liku-liku Setiadi beli motor pakai uang koin,
sempat ditolak 7 diler – Unik benar cara Setiadi membeli sepeda motor, yakni
dengan uang receh pecahan Rp 1.000. Cara membeli motor warga Perumahan Pancoran
Mas Permai Blok H-9, RT 002/007 Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoran Mas, Kota
Depok bahkan sempat ditolak 7 diler. Begini nih kisah lengkapnya!
Suasana di dealer motor yang terletak di Jalan Raya Sawangan
No 5, Rangkapanjaya, Pancoran Mas, Kota Depok, mendadak menjadi ramai. Di dalam
salah satu ruangan ber-AC ukuran 3×5 meter, lima orang karyawan dealer motor
tersebut tengah konsentrasi menghitung koin recehan dari seorang konsumennya.
“Kami menghitung sejak tadi pagi pukul 09.00 WIB. Satu
plastik ukuran besar ini yang sudah kami pisahkan jumlahnya Rp 1 juta,” ujar
salah seorang pegawai counter tersebut, Yulia Anggraini, Senin (26/09/2016).
Kata Yulia, uang koin berlambang angklung ini milik salah
satu konsumen yang ingin membeli Honda CBR 150 Cc seharga Rp 33,425 juta.
Namun, uang koin yang diserahkan baru Rp 32 juta.
“Uang koin diantar oleh anaknya kemarin siang menggunakan
mobil pribadi. Uang itu ditaruh di dalam satu ember plastik cat ukuran 25
kilogram, dan kardus yang di dalamnya berisi 14 plastik. Satu plastiknya kata
dia berisi Rp 1 Juta. Ini lagi kami hitung,” kata Yulia.
Yulia mengaku tidak terkejut dengan ulah konsumennya itu.
Sebab, negosiasi telah terjadi sejak dua bulan lalu.
“Dua bulan yang lalu konsumen telepon ke kantor, dan
kebetulan saya yang angkat. Dia bilang membeli motor CBR bisa pakai uang koin
enggak? Saya bingung, terus saya tanya atasan dan diperbolehkan,” ungkap Yulia
Dikira bercanda
Sementara Kepala Cabang Motocare Depok menjelaskan, sekitar
dua bulan lalu Setiadi pernah datang ke diler untuk mengonfirmasi pembelian
unit motor sport CBR150R pakai recehan.
“Saya kira bercanda. Ya namanya orang mau beli motor. Itu
sih pembayaran yang sah. Abis itu saya minta foto, saya bilang seberapa
banyak. Lalu saya dikasih tau ‘ya seginilah’ sambil dikasih lihat foto uang
seember,” ujar Suparman, Selasa (27/09/2016).
Dan tanpa disangka, Setiadi benar-benar datang, membawa uang
sekitar Rp 32 juta dalam bentuk recehan.
“Saya kebetulan waktu itu enggak di kantor. Yaudah diterima
dulu saya bilang sama anak buah. Konsumen minta dihitung sekarang kan enggak
bisa karena tidak ada orang. Kita baru selesai hitung hari ini, jumlahnya Rp
32.050.000, ” kata Suparman.
Ditolak 7 diler
Sejak itulah Setiadi jadi sorotan utama. Namun perjalanan
untuk mendapatkan motor barunya tidak semudah yang dibayangkan. Caranya membeli
sepeda motor ini sempat ditolak beberapa diler. Mulai dari diler Honda sampai
beberapa diler dengan merek motor lain yang tersebar di Depok, Jawa Barat.
Setiadi mengatakan bahwa diler yang menerimanya ini
merupakan diler ke delapan yang akhirnya menerimanya menjadi konsumen.
“Sebelum beli saya itu menghubungi diler dulu. Tanya-tanya
harga, sekaligus kasih info kalau saya mau beli motor secara tunai pakai uang
koin, ternyata banyak yang nolak,” kata Setiadi sebagaimana dilansir OtoMania.
“Mungkin mereka kaget dan merasa main-main jadi tidak
digubris,” ucap Setiadi.
Bahkan Setiadi menjelaskan bahwa pihak sales sempat kaget
ketika ia datang membawa ember plastik dan dus berisi uang logam.
“Koin itu kan banyak, saya saja datang berdua karena
beratnya lebih dari 120 kg. Salesnya kaget ternyata jumlah koinnya banyak
sekali, lalu saat saya minta hitung sekarang, mereka tidak sanggup dan meminta
beberapa hari untuk menghitungnya. Sampai saat ini infonya sudah Rp 32 jutaan
katanya,” kiah Setiadi.
Terpisah GM Divisi Penjualan AHM Thomas Wijaya, mengatakan
bahwa akan melakukan penindakan bila terbukti ada pihak diler Honda yang menolak
konsumen seperti Setiadi.
“Kami akan menindak dan beri teguran, tapi tentunya akan
kami investigasi lebih dulu. Hal tersebut tidak boleh terjadi lagi karena sudah
tugas kami untuk melayani konsumen,” kata Thomas, Selasa (27/09/2016).
Menurutnya, konsumen berhak melakukan pembayaran dalam
bentuk apapun selama itu merupakan alat tukar yang sah. Jadi dalam kasus
Setiadi yang membayar CBR150R dengan uang koin tidak ada masalah, meski memang
cukup unik.
“Harusnya tidak masalah karena koin masih alat pembayaran
yang sah. Meski ribet dalam proses perhitungan yang pasti itu tidak jadi
masalah, prinsipnya tetap konsumen adalah raja, mau bayar pakai uang koin,
kertas, transfer sudah ada aturanya, jadi sudah tugas diler untuk melayani
konsumen,” ujar Thomas.
Lebih lanjut Thomas memastikan bahwa kejadian seperti ini
tidak akan terjadi lagi dikemudian hari. Ia pun akan segera melakkan komunikasi
ke seluruh jaringanya untuk mengingatkan kembali kewajiban diler dalam melayani
konsumen.
0 komentar:
Posting Komentar