Rentetan kasus pidana kini tengah dihadapi mantan Ketua Umum
PARFI, Gatot Brajamusti. Setidaknya ada dua kasus besar yang melibatkan Gatot
dan didatangi dua polda berbeda.
Kasus hukum pertama yang menjerat Gatot terkait penggerebekan
dirinya di Hotel Golden Tulip, Mataram. Dalam penggerebekan itu, Gatot
kedapatan membawa narkoba jenis sabu. Dia kemudian menjadi tersangka.
Sejalan dengan diusutnya kasus tersebut oleh Polda Nusa
Tenggara Barat, pria yang akrab disapa Aa Gatot itu juga tersangkut kasus
kepemilikan senjata api ilegal. Saat menggeledah rumah Gatot di kawasan Pondok
Pinang, polisi gabungan Mapolres Jakarta Selatan dan Mapolda Metro Jaya
menemukan senjata api dan ratusan amunisi. Dalam kasus ini, Gatot masih
menjalani pemeriksaan dan belum menjadi tersangka.
Belum lagi kasus itu selesai diusut, Gatot kembali
berhadapan dengan kasus hukum. Dia dilaporkan seorang wanita berinisial C (26).
Adapun isi laporan itu, Gatot dituding telah melakukan pemerkosaan terhadap C
saat usianya masih enam belas tahun.
Laporan C dengan Nomor LP/4360/IX/2016/PMJ/Ditreskrimum,
cukup mengagetkan. Lewat pengacaranya, C dengan gamblang menceritakan bagaimana
perlakuan bejat Gatot kepadanya sebagai seorang wanita.
"Kejadian yang dialami klien kami saat berusia 16 tahun
antara 2007 hingga 2011," kata pengacara C Sudharmono Saputra, di Mapolda
Metro Jaya, usai membuat laporan pada Kamis malam, 8 September kemarin.
Perkenalan C dan Gatot bermula saat diminta menjadi backing
vokal untuk lagu Gatot yang judul 'Terkadang'. C memang memiliki kemampuan
dalam bidang tarik suara.
Singkat cerita, dalam satu waktu Gatot mencekoki C dengan
suatu barang yang dinamai aspat. Belakangan diketahui aspat adalah salah satu
jenis sabu.
"Gatot itu selalu memberikan narkoba-narkoba ke dia
(C), waktu itu aspat-aspat itu, jadi selalu di bawah pengaruh narkoba, Gatot
minta apa, iya iya aja klien kita," sambungnya.
Setelah C tak berdaya, Gatot langsung menjalankan niat
jahatnya memerkosa korban. Kepada C, Gatot menyebut persetubuhan itu dilakukan
untuk mengambil oksigen di dalam rahim.
"Modusnya enggak tahu jin, enggak tahu apa, masuk di
dalam raganya Gatot. Butuh oksigen, karena oksigen itu hanya ada di rahim
wanita itu. Cara untuk mendapatkan oksigen ya harus berhubungan suami
istri," terang Sudharmono.
Dia masih belum mengetahui maksud dan tujuan ritual tersebut
dilakukan Gatot pada kliennya. Soal kemungkinan untuk menambah 'ilmu', dia
belum bisa menyimpulkan.
"Ritual itu untuk ambil oksigen saja. Minta tolong
butuh oksigen. Mungkin kali ya (nambah ilmu)," ujar Sudharmono.
Mengerikannya lagi, persetubuhan itu dilakukan di depan
orang banyak termasuk istrinya Dewi Aminah dan artis Reza Artamevia.
"Jadi klien kami dalam tekanan diberi sabu juga, dan
yang namanya Reza juga ada di situ, ya termasuk istrinya Gatot juga ada, yang
namanya Dewi Aminah, klien kami juga dipaksa melakukan aborsi oleh Dewi Aminah.
Akhirnya klien saya hamil, dan punya anak, anaknya ini tidak pernah diakui oleh
Gatot. Tapi Gatot pernah ngomong ke beberapa saksi kalau itu (anak C) adalah
anaknya," ujar kuasa hukum C lainnya, Andriko Saputra.
Ditambahkannya, di hadapan para muridnya termasuk C, Gatot
mengibaratkan dirinya sebagai seorang Tuhan.
"Pemikiran klien, Gatot itu bukannya kenalan seperti
itu, dia orang hebat, malaikat izrail, ini yang Gatot beritahukan ke klien,
korban lain. Dia tuhan, dia adalah Nabi Sulaiman titisan, udah itu jin jabir
lah," cerita Sudharmono.
C juga kerap diancam akan didoakan hal-hal yang negatif bila
melawan keinginan Gatot.
"Katanya kalau ada yang berani lawan Gatot akan kena
musibah, dikasih contoh 'ada yang lawan saya langsung disabet tronton mati di
tempat' kan takut," lanjutnya.
Dia mengatakan, tak hanya C yang menjadi korban ritual
mengisi oksigen jin dalam tubuh Aa Gatot. Setidaknya ada lima orang lainnya
yang juga diperlakukan hal serupa.
Dalam hal ini, kliennya baru muncul keberanian usai Aa Gatot
dijerat karena kedapatan memiliki dan juga menyimpan barang haram.
"Selama ini klien saya ini takut dan selalu diiming-imingi
akan diakui anaknya, ketakutan itu karena ada tekanan orang-orang, sehingga
tidak berani lapor. Karena ini sebelumnya ada kasus narkoba, barulah klien kita
berani melaporkan. Korbannya ada lagi. Ada lima orang," ujarnya.
Saat melapor, C juga ikut. Namun dia tak mau bicara banyak.
Dia hanya menduga yang dialaminya seperti dalam pengaruh ilmu gaib.
"Ketika Aa Gatot melakukan itu, saya di bawah pengaruh
aspat (sabu), hipnotis mungkin, gaib-gaib gitu," ungkap C.
0 komentar:
Posting Komentar